Komentari Coretax Aplikasi Anak SMA Pertanda Purbaya Mulai Frustrasi?

Pernyataan kontroversial Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang menyamakan sistem Coretax dengan aplikasi buatan anak SMA menuai beragam reaksi. Ekonom Wijayanto Samirin melihatnya sebagai cerminan kekecewaan mendalam menjurus ke frustasi atas segala persoalan yang membelit aplikasi perpajakan itu.

“Apalagi setelah dilantik beliau berjanji akan membereskan Coretax dalam satu bulan. Coretax bukan isu sederhana, karena terlalu banyak diskresi dalam kebijakan perpajakan. Dalam satu tahun ini saja, muncul banyak sekali diskresi yang membuat sistem sulit mencerna,” tutur Wijayanto , Sabtu (25/10/2025).

Ia membeberkan salah satu akar masalah yang memberatkan sistem ini adalah kebijakan integrasi data. Ide untuk menjadikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) telah menciptakan lonjakan beban yang drastis pada server.

“Dari yang tadinya server hanya memuat 15-20 juta nomor, menjadi harus menampung 200 juta lebih NIK dan foto KTP. Tentunya ini memperberat beban server dan sistem, serta memperburuk keadaan,” jelasnya.

Menghadapi situasi ini, Wijayanto menyarankan agar fokus utama ditujukan pada perbaikan sistem secara menyeluruh. Ia mengingatkan untuk tidak terburu-buru melompat ke isu korupsi sebelum masalah teknis dituntaskan. Dia meyakini Coretax masih dapat diselamatkan melalui pendekatan yang tepat dan berfokus pada solusi teknis.

“Saya rasa, kita perlu fokus pada perbaikan sistem, jangan lompat terlalu jauh ke isu korupsi. Saya yakin tender Coretax diproses dengan cara yang transparan, dan bisa berjalan baik setelah dilakukan perbaikan,” pungkas Wijayanto.

Sebelumnya, pengakuan mengejutkan datang dari Menkeu Purbaya, yang mengakui Coretax tak mumpuni untuk digunakan. Bahkan dia menggandeng peretas putih alias White Hacker untuk menguji aplikasi warisan eks Menkeu Sri Mulyani, usai dilakukan sejumlah perbaikan.

“Kita juga sudah panggil hacker kita, yang jago-jago, ini bukan orang asing. Orang Indonesia tuh hacker-nya jago-jago banget, saya panggil yang ranking-ranking dunia itu yang jagoan, enggak payah sih. Dan sudah di-test, sudah lumayan,” ujar Purbaya kepada wartawan, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Purbaya mengatakan, sistem Coretax yang telah dikembangkan selama empat tahun oleh pihak asing rupanya sering bermasalah. Bahkan dia menyebut, pihak asing, LG CNS, yang ditunjuk untuk menyelesaikan sistem Coretax juga tak menemukan jalan keluar.

“Kesimpulannya yang saya bilang tadi, dari problem kritis yang sering dialami pengguna, itu sudah cukup banyak terasa sih, sesuai dengan target awal kita ya, target awal anak buah saya sih, karena depan bisa diberesin, tengah bisa diberesin, yang di bawah yang di LG gak bisa,” kata dia.

Lantas, Purbaya langsung menunjuk tim untuk memperbaiki sistem tersebut. Saat dicek kata dia, timnya menemukan hal lucu pada Coretax. Dia menyebut, sistem tersebut seperti dibuat oleh anak lulusan SMA.

“Komentarnya lucu deh, begitu mereka dapet source codenya, dilihat sama orang saya. Dia bilang wah ini programmer tingkat baru lulusan SMA, jadi yang dikasih ke kita bukan orang jago-jagonya kelihatannya,” paparnya.

 

Editor : TVTOGEL

Sumber : blibli99.id