Liga335 — Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan komitmen penuhnya dalam menangani para korban insiden kecelakaan yang melibatkan kendaraan mitra operasionalnya di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara. Seluruh korban telah mendapatkan penanganan medis intensif di fasilitas kesehatan yang memadai.
“Syukurlah, seluruh korban telah menerima perawatan terbaik. Baik yang dirawat di RS Koja maupun RS Cilincing akan menempati ruangan perawatan terbaik. Kami juga telah melakukan pendekatan kepada orang tua siswa dengan penuh empati,” jelas Sony Sanjaya, Wakil Kepala BGN Bidang Operasional Pemenuhan Gizi, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (11/12).
Proses Hukum dan Dampak Psikologis Siswa
Sony menegaskan bahwa aspek hukum dari kecelakaan tersebut sepenuhnya berada di bawah kewenangan dan penanganan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. BGN menyatakan sikap kooperatif dan kesiapannya untuk mendukung seluruh proses hukum yang berlaku.
Merespons trauma yang dialami siswa, pihak sekolah memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar. “Pihak sekolah telah berkoordinasi dengan orang tua. Untuk hari ini, tidak ada aktivitas belajar karena para siswa masih dalam kondisi trauma,” tambah Sony.
Sebagai bagian dari pemulihan, BGN berencana menghadirkan program trauma healing untuk membantu siswa mengatasi dampak psikologis dari kejadian tersebut.
Evaluasi Menyeluruh Sistem Operasional
Di luar penanganan korban, BGN juga melakukan evaluasi internal yang mendalam terhadap operasional armada distribusi programnya, termasuk terkait kendaraan mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terlibat.
Evaluasi ini difokuskan pada prosedur penunjukan sopir pengganti ketika pengemudi utama berhalangan. Tujuannya adalah memastikan mekanisme penggantian dapat berjalan dengan cepat, tepat, dan tanpa mengorbankan aspek keselamatan.
“Kedeputian Sistem dan Kontrol (Sistakol) BGN diminta mengkaji mekanisme penunjukan pengemudi pengganti. Ini menjadi pelajaran berharga bahwa dalam situasi darurat, kita harus bergerak cepat dan terkoordinasi,” papar Sony.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat sistem operasional BGN ke depannya, khususnya dalam manajemen risiko dan penanganan situasi darurat di lapangan.